Chapter 3
ELLIOT
langsung bengong. Sepertinya ia tidak mengerti apa yang kukatakan. Atau mungkin
juga tidak percaya!
"Karavannya
lepas!" aku menjerit sambil memandang ke luar jendela. "Kita
menggelinding ke bawah!"
"A-a-a-aduh!"
pekik Elliot. Ia bukannya tergagap-gagap. Ia terguncang begitu keras sehingga
nyaris tidak bisa bicara. Sepintas lalu ia kelihatan seperti sedang menari.
"ADUH!"
aku memekik ketika kepalaku membentur langit-langit.
Kami berdua
terhuyung-huyung ke belakang. Sambil berpegangan pada ambang jendela, aku
memandang ke luar untuk melihat ke mana kami meluncur.
Jalanan
menurun curam, melewati hutan cemara yang lebat di kedua sisi.
Kami
meluncur semakin kencang.
Semakin
kencang.
Semakin
kencang.
Roda-roda
bergemuruh. Karavan melonjak-lonjak dan meluncur miring.
Aku
kehilangan keseimbangan hingga tubuhku membentur lantai dengan keras. Kuulurkan
tangan untuk menarikku ke atas, tapi karavannya terayun, dan aku malah jatuh
telentang.
Setengah
mati aku berusaha berlutut. Kumelihat Elliot menggelinding ke sana kemari
bagaikan bola sepak. Aku melompat ke jendela belakang dan kembali memandang ke
luar.
Karavan
terguncang keras. Jalanan menikung tajam tapi kami tidak ikut membelok!
Kami tetap
melaju lurus, keluar dari jalan. Meluncur ke arah pepohonan.
"Elliot!"
aku memekik. "Karavan kita bakal nabrak!"
Bagi anda yang berminat
dengan permainan kartu online berbayar yang dapat dipercaya, silahkan klik link
situs kami di judi bola online dan daftar menjadi member kami sekarang juga, maka
anda akan mendapatkan fasilitas dan bonus. Layanan kami ini di dukung dengan
fasilitas chat yang selalu siap melayani dan menemani anda selama 24 jam penuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar