Chapter 17
KAMI berjalan sejauh tiga blok, semakin jauh
meninggalkan daerah kami.
Kami melewati sederet rumah besar di tengah
halaman-halaman luas yang dibatasi pagar hidup tinggi. Di blok berikut terdapat
sebidang tanah kosong. Sebuah rumah yang baru setengah jadi berdiri di sana.
Kedua kepala labu berjalan cepat dengan
langkah-langkah panjang. Kepala mereka berayun-ayun. Mereka terus memandang
lurus ke depan, tak sekali pun menoleh ke arah kami.
"Mau ke mana kita?" Lee bertanya
sambil mengejar mereka. Ia menarik pundak salah satu kepala labu. "Di
seberang kan banyak rumah yang bisa kita datangi."
Makhluk Jack-o’-lantern itu tidak mengurangi
kecepatan. "Kita akan mencoba tempat baru," katanya.
"Yesssss," kawannya mendesis.
"Tempat baru. Tempat yang lebih baik. Lihat saja nanti."
Mereka mengajak kami melewati tanah kosong.
Melewati sederetan rumah kecil yang gelap.
"Mau ke mana kita?" Walker
berbisik. Ia menggerakkan dagu ke arah Shane dan Shana. "Kenapa sih
mereka? Kenapa tingkah mereka jadi aneh begini? Lama-lama malah aku yang jadi
ngeri, nih."
Aku memandang berkeliling. Tinggal sedikit
anak yang masih mondar-mandir di jalan. Sebagian besar sudah pulang, karena
malam memang sudah larut.
Di pekarangan berikut kulihat dua anak
bertubuh jangkung—berkostum gorila dan badut gendut—sedang merogoh kantong
permen masing-masing sambil membungkuk. Mereka tidak menoleh ketika kami lewat.
"Hei—kenapa kita jalan terus?" Lee
memprotes. Ia menunjuk sebuah rumah di pojok jalan. "Kita mampir ke situ,
oke? Penghuni rumah itu selalu membagikan permen banyak-banyak. Betul, lho.
Sampai bergenggam-genggam!"
Kedua kepala labu tidak menghiraukan
kata-katanya. Mereka terus berjalan dengan cepat.
"Hei—HEI! Berhenti!" Tabby berseru.
Ia dan Lee menyusul kedua kepala labu.
"Berhenti dulu, dong!"
"Tempat yang lebih baik," kata
salah satu kepala labu dengan suara serak.
"Kita coba tempat yang baru,"
kawannya menimpali. "Tempat yang lebih baik."
Aku merinding. Tingkah Shane dan Shana memang
aneh sekali.
Jubahku tersangkut pada serumpun rumput liar.
Aku menariknya sampai terlepas. Udara tiba-tiba terasa lebih dingin dan lembap.
Kubungkus badanku dengan jubahku.
Lee, yang berjalan di depan, kembali
mengotak-atik antena lebahnya. Kulihat sepatu balet Tabby telah berlepotan
lumpur.
Kami mengikuti kedua kepala labu menyeberang
jalan. Mereka meninggalkan trotoar, dan masuk ke hutan yang gelap.
Walker bergegas menyusulku. Biarpun wajahnya
diolesi make-up tebal, bisa kulihat wajahnya tampak cemas. "Kenapa mereka
mengajak kita ke hutan?" ia berbisik.
Aku angkat bahu. "Barangkali mereka
ingin menteror Tabby dan Lee di sini."
Ranting-ranting dan daun-daun mati
bekersak-kersak di bawah kaki kami ketika kami menerobos pepohonan.
Sebuah pikiran mengerikan terlintas dalam
benakku. Tiba-tiba aku teringat pada keempat orang gendut yang hilang.
Empat orang. Hilang tanpa bekas, tanpa jejak.
Aku teringat semua nasihat Mom. Aku teringat
pesannya bahwa aku harus tetap berada di tempat ramai dan terang.
Aku ingat bahwa ia sebenarnya tak setuju aku
keluar malam ini.
Ada yang tidak beres, aku menyadari.
Peringatan Mom memang beralasan. Seharusnya
malam-malam begini kami tidak masuk ke dalam hutan.
Seharusnya kami tetap di jalanan, di dekat
rumah-rumah yang terang.
Seharusnya kami tidak nekat masuk ke hutan
yang gelap dan menyeramkan ini.
"Tempat yang baru," salah satu
kepala labu kembali berkata.
"Di balik hutan ini," kawannya
menyambung. "Tempat yang lebih bagus. Lihat saja nanti."
Cahaya dari dalam kepala mereka tampak
berkelap-kelip, menerangi pohon-pohon dan rerumputan.
Jantungku mulai berdegup-degup. Aku
mempercepat langkah agar tidak ketinggalan.
Shane dan Shana sahabat kami, kataku dalam
hati. Mereka pasti punya rencana bagus. Tapi ini tidak sesuai dengan rencana
kami. Sama sekali bukan rencana kami.
Bagi anda yang berminat dengan permainan kartu online berbayar yang dapat dipercaya, silahkan klik link situs kami di taruhan bola online dan daftar menjadi member kami sekarang juga, maka anda akan mendapatkan fasilitas dan bonus. Layanan kami ini di dukung dengan fasilitas chat yang selalu siap melayani dan menemani anda selama 24 jam penuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar