Chapter 24
"ANDA harus menolong kami!" Lee
mendesak.
"Di sana!" aku berseru.
Kami semua menoleh ke arah pekarangan depan.
Tak ada siapa-siapa.
Kedua kepala labu itu telah hilang.
Lenyap.
Tabby memekik kaget.
Lee tercengang.
"Ke mana mereka?" Walker bergumam.
"Tadi mereka masih di situ!" Tabby
berkeras. "Dua-duanya. Sambil memegang kepala masing-masing!
Sungguh!"
Pria itu menghela napas. "Bercanda di
malam Halloween memang asyik," ia berkata. "Tapi saya baru pulang
kerja, dan saya capek sekali."
Ia memindahkan kotak makan siang ke tangannya
yang satu lagi. Lalu ia melangkah menuju ke salah satu rumah, dan masuk ke
dalamnya lewat pintu belakang.
"Ayo, kita lari!" teriak Lee.
Tapi sebelum kami sempat bergerak, kedua
kepala labu sudah muncul dari balik semak-semak. Api tampak berkobar-kobar di
dalam kedua kepala itu. Mulut mereka yang lebar meringis geram.
"Masih banyak rumah," mereka
berkata dengan suara parau.
"Masih banyak rumah. Kalian tidak boleh
berhenti."
"Tapi kami sudah capek!" Tabby
memprotes. Suaranya bergetar. Kulihat matanya berkaca-kaca.
"Biarkan kami pulang!" Lee memohon.
"Masih banyak rumah! Masih banyak!"
"Kalian tidak bisa berhenti! SAMPAI
KAPAN PUN!"
"Aku tidak bisa jalan!" Lee
berseru. "Kantong permenku sudah penuh.
Lihat, nih!" Ia memperlihatkan
kantong permennya yang sudah menggembung kepada kedua kepala labu. Beberapa
batang cokelat jatuh ke rumput.
"Kantongku juga sudah penuh," kata
Walker. "Sudah tidak ada lagi yang bisa masuk!"
"Kami harus pulang!" Tabby memekik.
"Kantong-kantong kami sudah penuh!"
"Itu soal gampang," ujar salah satu
kepala labu.
"Soal gampang?" Tabby meratap.
"Apanya yang gampang?"
"Sekarang kalian mulai makan,"
perintah si kepala labu.
"Hah?" Kami semua melongo
mendengarnya.
"Makan," si kepala labu berkeras.
"Makan!"
"Hei—enak saja!" Lee memprotes.
"Kami tidak mau berdiri di sini dan..."
Makhluk-makhluk itu mulai melayang. Lidah api
kuning terang menyembur dari kedua matanya. Angin yang mengembus dari mulut
mereka yang menyeringai lebar terasa panas di wajahku.
Kami semua tahu apa yang akan terjadi kalau
kami menolak perintah mereka. Kami bakal dikepung dinding api.
Lee mengambil sebatang cokelat dari kantong
permennya. Dengan tangan gemetar ia membuka bungkusnya. Lalu digigitnya cokelat
itu.
Kami semua mulai makan permen dan cokelat.
Kami tidak punya pilihan.
Aku menggigit cokelat Hershey dan mulai
mengunyah. Aku tak sempat mencicipi rasanya. Segumpal cokelat melekat di
gigiku. Tapi aku terus menggigit dan mengunyah.
"Lebih cepat! Lebih cepat!" si kepala
labu memerintahkan.
"J-jangan..." Tabby memohon dengan
mulut penuh permen. "Kami tidak bisa..."
"Cepat! Makan! Makan!"
Aku memasukkan sekantong popcorn ke dalam
mulut dan berjuang untuk mengunyahnya. Aku melihat Walker menggeledah kantong
permennya untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan dengan cepat.
"Cepat! Makan!" kedua kepala labu
mendesak sambil melayang-layang di atas kami. "Makan! Makan!"
Lee sudah menghabiskan empat batang cokelat.
Ia meraih sebatang Milky Way dan mulai membuka kertas pembungkusnya.
"A-aku mau muntah!" ujar Tabby.
"Cepat! Cepat!"
"Aku tidak bisa. Sungguh. Perutku
mual!" seru Tabby.
"Ayo, cepat!"
Lee mulai terbatuk-batuk. Sepotong permen
berwarna pink melejit dari mulutnya. Tabby menepuk-nepuk punggungnya sampai
batuknya mereda.
"Lagi! Tambah lagi!" kedua kepala
labu kembali berteriak.
"A-aku tidak bisa!" Lee berseru
parau.
Kedua makhluk itu melayang-layang di atas
Lee. Mata mereka memancarkan api.
Lee meraih cokelat Crunch, membuka kertas
pembungkusnya, dan menggigitnya.
Kami berempat berkerumun di trotoar sambil
makan permen dan cokelat.
Kami terus mengunyah secepat mungkin, menelan, dan
mulai mengunyah lagi.
Kami gemetaran. Ketakutan. Dan mual.
Bagi anda yang berminat dengan permainan kartu online berbayar yang dapat dipercaya, silahkan klik link situs kami di taruhan bola online dan daftar menjadi member kami sekarang juga, maka anda akan mendapatkan fasilitas dan bonus. Layanan kami ini di dukung dengan fasilitas chat yang selalu siap melayani dan menemani anda selama 24 jam penuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar