Chapter 20
MEREKA berputar semakin pelan, dan akhirnya
berhenti sama sekali. Lidah api menjulur-julur dari mulut mereka yang
menyeringai.
Teriakan mereka yang melengking memantul pada
pohon-pohon yang gersang, dan membelah keheningan malam.
"Siapa kalian?" aku kembali
bertanya. Suaraku bergetar.
Seluruh tubuhku gemetaran. Tubuhku serasa
dirasuki dinginnya malam.
"Siapa kalian? Apa yang kalian lakukan
terhadap teman-temanku?"
Tak ada jawaban.
Aku berpaling pada Walker. Cahaya api tampak
menari-nari di wajahnya.
Meskipun mukanya tertutup make-up hitam, parasnya
jelas tampak ketakutan.
Aku menelan ludah dan menoleh ke arah Tabby
dan Lee.
Mereka tersenyum mengejek sambil
geleng-geleng kepala.
"Jadi begini cara kalian membuat lelucon
Halloween?" tanya Tabby sambil mencibir. "Ya, ampun. Kalian pikir Lee
dan aku bakal tertipu?"
"Ooh—aku ngeri! Aku ngeri!" Lee
pura-pura ketakutan. Ia sengaja menggoyangkan kedua lutut hingga saling
membentur. "Lihat, nih—aku gemetaran."
Ia dan Tabby tertawa keras-keras.
"Kostumnya memang bagus. Dan permainan
apinya juga boleh. Tapi kami tahu ini Shane dan Shana," ujar Lee.
"Kalian tidak bisa menakut-nakuti kami, Drew."
"Tentu saja tidak bisa," Tabby
menimpali. "Lihat saja...!"
Ia dan Lee mengangkat tangan. Masing-masing
meraih satu kepala labu—dan menariknya keras-keras.
"Hei!"
Kedua kepala labu langsung copot dari pundak
makhluk-makhluk itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar