Horor Di Camp Jellyjam | Goosebumps #33 | Chapter 10

Chapter 10


"OHHHHHH!" aku memekik ketakutan.


"Elliot! Elliot!" Aku berlutut di sampingnya.

Ia langsung duduk dan menatapku sambil nyengir. "Berapa kali sih kau bisa kutipu dengan cara ini?" tanyanya. Lalu ia ketawa terbahak-bahak.

Kutonjok pundaknya sekeras mungkin. "Dasar brengsek!"

Tapi ia malah ketawa lebih keras lagi. Ia senang sekali kalau bisa mengecohku seperti itu.

Kenapa aku selalu ketipu? Aku sudah lupa berapa kali Elliot menggunakan siasat itu. Tapi setiap kali aku masih saja percaya bahwa ia pingsan.

"Habis ini aku tidak bakal ketipu lagi. Tidak bakal!" seruku dengan gusar.

Elliot berdiri. "Ayo, kau harus nonton aku main pingpong," katanya sambil menarik-narik tanganku. "Aku ikut turnamen. Lawanku namanya Jeff. Ia pikir dirinya hebat, soalnya bisa bikin bola melintir kalau lagi servis. Tapi sebenarnya ia tidak ada apa-apanya."

"Aku tidak bisa," sahutku. Kutarik tanganku dari genggamannya. "Aku basah kuyup. Aku harus ganti baju."

"Ayo, dong! Kau harus nonton," desaknya. "Pertandingannya tidak lama. Aku bisa mengalahkannya dalam sekejap, oke?"

"Elliot" Ia kelihatan bersemangat sekali. "Kalau aku bisa mengalahkan Jeff, aku bakal dapat King Coin," ia memberitahuku. "Habis itu aku harus menang lima kali lagi. Aku harus dapat enam keping, supaya aku bisa ikut Upacara Juara sebelum kita dijemput Mom dan Dad."

"Mudah-mudahan berhasil," aku bergumam sambil mengusap-usap rambutku yang basah dengan handuk.

"Kau ikut pertandingan renang, ya? Menang, tidak?" tanya Elliot. Ia kembali menarik-narik tanganku.

"Tidak, aku juara dua," ujarku.

Ia ketawa mengejek. "Kau memang payah. Ayo, coba lihat bagaimana aku menyikat anak itu."

Aku geleng-geleng kepala. "Oke, oke."

Elliot mengajakku ke sederetan meja pingpong di luar ruangan.

Supaya terlindung dari matahari, meja-meja itu dinaungi kain terpal putih yang dibentangkan di antara empat tiang.

Adikku bergegas ke meja ujung. Jeff sudah menunggu. Ia sedang memantul-mantulkan bola dengan betnya.

Tadinya kupikir Elliot akan melawan anak kecil kurus yang bisa ia kalahkan dengan mudah. Tapi Jeff ternyata berbadan besar, dengan wajah merah rambut pirang. Paling tidak ia dua kali lebih besar dari adikku!

Aku duduk di bangku kayu di seberang deretan meja. Elliot tak mungkin menang lawan anak itu, pikirku. Adikku yang malang bakal kalah telak.

Ketika mereka mulai main, Buddy muncul dan d uduk di sampingku.

Seperti biasa, ia tersenyum lebar. "Belum ada kabar dari orangtuamu," katanya. "Tapi kami masih terus berusaha menghubungi mereka."

Kami menonton pertandingan pingpong. Jeff melancarkan servis dengan bola pelintir. Elliot langsung menghajarnya.

Di luar dugaanku, pertandingannya lumayan imbang. Sepertinya Jeff juga terkejut. Semakin lama pukulan balasannya semakin tidak terarah. Dan sering kali servisnya yang khusus malah tidak mengenai meja!

Mereka sudah bermain dua game, Buddy memberitahuku. Game pertama dimenangkan Jef£ game kedua oleh Elliot. Ini game ketiga yang menentukan.

Kedudukannya seri enam belas sama, lalu tujuh belas sama, dan delapan belas sama.

Aku melihat Elliot semakin gelisah. Ia kepingin sekali menang. Ia membungkuk dengan tegang dan menggenggam betnya begitu erat sehingga tangannya tampak memutih.

Butir-butir keringat membasahi keningnya. Ia mulai melompat-lompat, dan melenguh setiap kali memukul. Setiap bola hendak dismesnya.

Sementara Elliot semakin gelisah dan tegang, Jeff malah kelihatan semakin tenang.

Kedudukannya sembilan belas sama.

Bola kembalian Elliot keluar, dan dengan geram ia membanting betnya ke meja.

Aku sudah melihat gelagatnya. Elliot mulai kehilangan kendali diri.

Ini sudah sering terjadi dengan adikku. Ia tidak bakal menang kalau tetap tegang seperti ini.

Ketika ia mengangkat bola untuk melancarkan servis, aku menempelkan dua jari ke sudut mulut dan bersuit keras-keras. Elliot langsung menurunkan bet ketika mendengarnya.

Itulah isyaratku. Isyarat yang sudah kugunakan berkali-kali sebelumnya. Artinya, "Tenang, Elliot. Jangan emosi."

Elliot menoleh dan mengacungkan jempol ke arahku.

Aku melihatnya menarik napas dalam-dalam. Sekali, lalu sekali lagi.

Isyaratku itu selalu mujarab.

Ia melemparkan bola dan melancarkan servis ke arah Jeff. Jeff mengembalikannya dengan pukulan tanggung. Elliot langsung memanfaatkan kesempatan itu dan menghajar bola ke sudut kanan.

Jeff mati langkah. Angka untuk Elliot.

Kemudian giliran Jeff melakukan servis. Elliot mengembalikannya dengan pukulan backhand. Pelan saja.

Bolanya bergulir di net, lalu jatuh ke sisi Jeff, dan memantul beberapa kali.

Elliot menang!

Ia langsung bersorak gembira dan mengangkat kedua tangan untuk merayakan kemenangannya.

Jeff kelihatan kesal sekali. Ia mencampakkan bet-nya ke lantai, lalu segera melangkah pergi.

"Adikmu jago juga," Buddy memuji sambil berdiri. "Aku suka gayanya. Ia bersemangat sekali."

"Soal itu sih pasti," aku bergumam.

Buddy cepat-cepat menghampiri Elliot untuk menyerahkan King Coin yang dimenangkannya.

"Hei tinggal lima lagi," kata Buddy. Mereka ber-high five lalu ber-low five.

"Keciiil," Elliot berkoar. Ia mengangkat kepingnya tinggi-tinggi, supaya aku bisa melihatnya. Wajah King Jellyjam pada keping itu menatapku sambil tersenyum.

Kenapa camp ini memilih gambar yang begitu konyol sebagai maskot? aku kembali bertanya-tanya. Ia kelihatan seperti gumpalan agar-agar yang memakai mahkota.

"Aku ganti baju dulu," ujarku kepada Elliot.

Ia menyelipkan keping emas itu ke saku celana pendeknya. "Aku mau ikut olahraga lain lagi!" serunya padaku. "Aku harus dapat satu King Coin lagi sebelum gelap!"

Aku melambaikan tangan, kemudian mulai menuju ke gedung asrama cewek.

Tapi aku baru berjalan beberapa langkah ketika mendengar bunyi gemuruh.

Lalu tanah mulai bergetar.

Aku terdiam bagaikan patung. Setiap otot di tubuhku menegang ketika gemuruh itu bertambah keras.

"Gempa bumi!" teriakku.



Bagi anda yang berminat dengan permainan kartu online berbayar yang dapat dipercaya, silahkan klik link situs kami di agen poker online indonesia dan daftar menjadi member kami sekarang juga, maka anda akan mendapatkan fasilitas dan bonus. Layanan kami ini di dukung dengan fasilitas chat yang selalu siap melayani dan menemani anda selama 24 jam penuh.

Tidak ada komentar:

close
agen ceme online