Horor Di Camp Jellyjam | Goosebumps #33 | Chapter 6

Chapter 6


BUDDY langsung menoleh ke belakang. "Ada apa, Wendy?" serunya padaku.


Ketika aku memandang kembali ke pohon, gadis cilik berambut merah itu sudah lenyap. Aku mengedip-ngedipkan mata. Tapi ia menghilang tanpa jejak.

Kenapa anak itu ada di sini? tanyaku dalam hati. Apakah ia sengaja bersembunyi di balik pohon untuk menakut-nakuti orang yang lewat?

"Ehm... tidak ada apa-apa," seruku kepada Buddy. Kuikuti dia dan Elliot ke camp.

Aku sudah melupakan gadis cilik tadi ketika kami berjalan mengitari lapangan bola lalu melewati deretan lapangan tenis yang dibatasi pagar kawat. Bunyi bola tenis dipukul terus mengikuti ketika kami membelok ke jalan setapak utama yang membelah camp itu.

Begitu banyak olahraga! Begitu banyak kegiatan!

Kami berpapasan dengan anak-anak dari segala umur yang bergegas ke kolam renang, ke lapangan baseball, atau ke lintasan boling!

"Keren!" Elliot terus mengulangi. "Benar-benar keren!"

Kali ini ia benar.

Kami bertemu beberapa pembina lain. Semuanya, pria atau wanita muda, berpakaian serba putih. Tampang mereka ramah dan selalu tersenyum cerah.

Kami juga melewati lusinan tanda berbentuk segitiga yang menampilkan wajah King Jellyjam yang bulat berwarna ungu. Ia pun tersenyum di bawah mahkota emasnya yang berkilauan. Dan di bawah setiap wajah tertulis slogan camp: Hanya Yang Terbaik.

Sebenarnya ia lucu juga, kataku dalam hati. Aku sadar aku mulai menyukai segala sesuatu di camp yang luar biasa ini.

Dan terus terang, dalam hati aku berharap Mom dan Dad membutuhkan waktu paling tidak satu atau dua hari untuk menemukan Elliot dan aku.

Keterlaluan, ya?

Aku benar-benar merasa bersalah. Tapi bagaimana lagi? Suasana di sini begitu meriah, begitu semarak. Terutama bagi seseorang yang sudah berhari-hari duduk di bangku jok mobil sambil memandang sapi-sapi!

Pertama-tama Elliot kami antar ke asrama cowok. Pembina lain, anak muda yang jangkung dan berambut gelap bernama Scooter, menyambut adikku dan segera mengajaknya mencari kamar di asrama.

Kemudian giliranku diantar Buddy ke asrama cewek di seberang camp. Kami melewati pertandingan senam yang diadakan di arena terbuka.

Di balik arena itu, salah satu kolam renang dipenuhi anak-anak yang menonton pertandingan loncat indah.

Buddy dan aku mengobrol sambil berjalan. Aku bercerita tentang sekolahku dan bahwa olahraga kegemaranku adalah berenang dan bersepeda.

Kami berhenti di depan pintu asrama yang dicat putih. "Kau berasal dari mana?" tanyaku pada Buddy.

Ia membalas tatapanku. Wajahnya kelihatan bingung sekali. Sekilas aku menyangka ia tidak mengerti pertanyaanku.

"Kau dari sekitar sini?" tanyaku sekali lagi.

Ia menelan ludah dan memicingkan matanya yang biru.

"Aneh...," akhirnya ia bergumam.

"Apanya yang aneh?" tanyaku.

"Aku... aku tidak ingat," ia tergagap-gagap. "Aku tidak ingat dari mana aku berasal. Aneh, bukan?" Ia menempelkan tangan ke mulut dan menggigit-gigit kuku telunjuknya.

"Hei, aku juga sering lupa," ujarku, karena melihat betapa gelisahnya ia.

Aku tidak sempat berkata apa-apa lagi. Pembina cewek berambut lurus, hitam, dan sangat pendek, dengan lipstik ungu di bibir menghampiri kami. "Halo, aku Holly. Sudah siap berolahraga?"

"Ehm, ya," jawabku ragu-ragu.

"Ini Wendy," Buddy memperkenalkanku. Roman mukanya masih berkerut-kerut. "Dia perlu kamar."

"Itu sih gampang!" balas Holly dengan ceria. "Hanya Yang Terbaik!"

"Hanya Yang Terbaik," Buddy menyahut pelan-pelan. Senyumnya mengembang. Tapi aku tahu ia masih berusaha mengingat-ingat di mana rumahnya. Aneh, ya?

Holly mengajakku memasuki asrama. Aku mengikutinya dan kami melewati koridor panjang berubin putih. Beberapa cewek berpapasan dengan kami. Mereka akan mengikuti olahraga yang berbeda-beda.

Semua gembira dan tertawa riang.

Aku mengintip ke beberapa kamar yang kami lewati. Wow! pikirku.

Tempat ini begitu modern dan mewah! Ini bukan seperti camp yang pernah kulihat.

"Di sini kita jarang mendekam di dalam kamar," kata Holly. "Semua orang selalu berada di luar, saling bersaing."

Ia membuka sebuah pintu putih dan mengajakku masuk. Sinar matahari menerangi ruangan itu dari jendela lebar di seberang pintu.

Aku melihat dua tempat tidur tingkat berwarna biru cerah di kiri-kanan. Di antara keduanya ada meja rias berwarna putih. Selain itu masih ada dua kursi kulit berlengan.

Semua dinding dicat putih. Tak ada hiasan apa pun selain gambar King Jellyjam di atas meja rias.

"Kamarnya bagus sekali!" seruku sambil memicingkan mata agar tidak silau.

Holly tersenyum. Bibirnya yang ungu menarik segenap perhatianku, sehingga bagian-bagian wajahnya yang lain seakan-akan tidak ada.

"Syukurlah kalau kau suka, Wendy. Kau bisa menempati tempat tidur sebelah bawah di sana," tunjuknya. Ternyata cat kukunya sewarna dengan lipstiknya.

"Apa ada orang lain yang tidur di sini selain aku?" tanyaku.

Holly mengangguk. "Sebentar lagi kau akan ketemu mereka. Mereka yang akan mengajakmu melakukan berbagai kegiatan. Sekarang mereka mungkin sedang bermain sepak bola di lapangan bawah. Aku tak tahu pasti."

Ia sudah hendak meninggalkan ruangan, tapi berbalik ketika sampai di ambang pintu. "Kau pasti suka Dierdre. Kalau tidak salah, kalian berdua sebaya.

"Thanks," ujarku sambil memandang berkeliling.

"Sampai nanti," sahut Holly. Ia keluar ke koridor.

Aku berdiri di tengah-tengah kamar yang terang benderang sambil memeras otak. Dari mana aku dapat baju? tanyaku dalam hati.

Bagaimana dengan baju renang? Dan baju olahraga?

Pakaianku hanya celana pendek jeans dan t-shirt bergaris-garis pink dan biru yang sedang kukenakan.

Dan kenapa Holly tidak bilang apa yang harus kulakukan setelah ini? aku bertanya-tanya.

Kenapa dia meninggalkanku begitu saja di kamar kosong ini?

Aku tidak sempat bingung lama-lama.

Aku hendak menghampiri ke jendela ketika aku mendengar sesuatu.

Suara-suara yang berbisik-bisik di koridor.

Aku berpaling ke pintu. Barangkali itu teman-teman sekamarku yang baru kembali.

Aku mendengarkan mereka berbisik-bisik.

Kemudian ada satu anak yang memberi perintah kepada yang lainnya.

"Ayo. Dia terperangkap di sini. Kita serang dia!"



Bagi anda yang berminat dengan permainan kartu online berbayar yang dapat dipercaya, silahkan klik link situs kami di agen judi online dan daftar menjadi member kami sekarang juga, maka anda akan mendapatkan fasilitas dan bonus. Layanan kami ini di dukung dengan fasilitas chat yang selalu siap melayani dan menemani anda selama 24 jam penuh.

Tidak ada komentar:

close
agen ceme online