Chapter 30
PARA pembina
maju serempak. Tampang mereka tetap keras dan menakutkan. Lengan mereka tidak
berayun mengiringi langkah mereka.
Mereka
bergerak dengan kaku. Seperti robot. Seakan-akan tidak sadar.
Mereka maju
dua langkah lagi.
Lalu bunyi
peluit yang melengking memecahkan keheningan.
"Berhenti!
Tak ada yang bergerak!" suara seorang pria menggelegar.
Sekali lagi
terdengar bunyi peluit.
Aku menoleh
dan melihat sejumlah polisi berseragam biru berlari menaiki bukit.
Para pembina
menggeleng-gelengkan kepala, berkedip-kedip, dan berseru-seru dengan bingung.
Mereka tidak berusaha melarikan diri.
"Di
mana kita?" aku mendengar Holly bergumam.
"Apa
yang terjadi?" pembina lainnya bertanya.
Mereka semua
kelihatan linglung dan bingung. Rupanya bunyi peluit polisi telah membuyarkan
pengaruh hipnotis yang semula menguasai mereka.
Semua anak
bersorak-sorai dengan gembira ketika semakin banyak polisi menyerbu ke bukit.
"Dari
mana Anda tahu bahwa kami perlu bantuan?" seruku.
"Sebenarnya
kami tidak tahu," salah satu petugas menyahut. "Tapi di kota
tiba-tiba tercium bau yang busuk sekali. Kami ingin tahu apa penyebabnya. Jadi
kami melacaknya ke sini!"
Aku ketawa.
Bau yang membunuh monster itu ternyata sekaligus menyelamatkan kami.
"Tadinya
kami tidak tahu bahwa ada masalah di camp ini," ujar seorang petugas.
"Kami akan segera menghubungi orangtua kalian."
Elliot dan
aku berjalan menuruni bukit. Kami sudah tak sabar ingin ketemu Mom dan Dad!
Para pembina
saling berbisik dan memandang berkeliling sambil mereka-reka apa yang telah
terjadi.
Aku
berpaling pada Buddy ketika Elliot dan aku melewatinya.
"Bagaimana
rasanya sekarang?" tanyaku.
Ia menatapku
sambil memicingkan mata. Sepertinya ia tak sanggup memfokuskan pandangan.
"Hanya Yang Terbaik," ia bergumam. "Hanya Yang Terbaik."
***
Elliot dan
aku bersyukur ketika kami sampai di rumah.
"Kenapa
Mom dan Dad tidak segera menemukan kami?" tanya adikku.
Mereka
menggelengkan kepala. "Polisi sudah mencari kalian ke mana-mana,"
jawab Daddy. "Sudah berkali-kali mereka menelepon ke camp itu. Tapi
pembina yang menerima telepon memberitahu mereka bahwa kalian tidak di
situ."
"Mom
dan Dad kuatir sekali," ujar Mom sambil menggigit bibir. "Ketika kami
menemukan karavan dalam keadaan kosong, kami tidak tahu harus bagaimana."
"Hmm,
yang penting Elliot dan aku sudah selamat sampai di rumah," sahutku sambil
nyengir.
"Barangkali
musim panas tahun depan kalian mau berlibur di camp sungguhan," Dad
menawarkan.
"Ehm...
trims deh!" Elliot dan aku berkata berbarengan.
***
Dua minggu
setelah itu kami mendapat kunjungan tamu tak terduga.
Ketika bel
berdering, aku membuka pintu. Ternyata Buddy yang berdiri di teras depan.
Rambutnya yang pirang tersisir rapi. Ia memakai
celana katun, kemeja lengan pendek bergaris biru-putih, dan dasi biru tua.
"Aku
menyesal atas kejadian di camp," ujar Buddy.
Karena
kaget, aku sampai tidak bisa berkata apa-apa. Aku cuma memegang pegangan pintu
dan menatapnya sambil terbengong-bengong.
"Elliot
ada di rumah?" tanya Buddy.
"Hai."
Elliot muncul di sampingku. "Buddy! Ada apa?"
"Aku
membawakan ini untukmu," jawab Buddy. Ia merogoh saku dan mengeluarkan
keping emas.
"Ini
King Coin," katanya kepada adikku. "Kau memenangkannya ketika kau
ikut perlombaan lari."
Elliot
hendak meraih keping itu. Tapi tiba-tiba ia terdiam. Tangannya tetap terangkat
lurus ke depan.
Aku tahu apa
yang dipikirkan adikku. Ini adalah King Coin-nya yang keenam.
Haruskah ia
menerimanya?
Akhirnya
keping itu diambil juga. "Thanks, Buddy," ujarnya.
Buddy
berpamitan dan melambaikan tangan. Elliot dan aku memperhatikannya pergi naik
mobil. Lalu kami menutup pintu.
"Kau
yakin tidak terjadi apa-apa karena kau menerima keping ini?" tanyaku kepada
Elliot.
"Memangnya
kenapa?" sahutnya. "Monster ungu itu sudah mati, kan? Jadi apa yang
perlu ditakuti?"
Lima menit
kemudian kami sama-sama mencium bau yang tak sedap.
"Oh!"
Elliot mengerang. Ia langsung menelan ludah. "Wendy, b-bau apa itu?"
tanyanya tergagap-gagap.
"A-aku
tidak tahu," jawabku dengan suara gemetaran.
Lalu aku
mendengar Mom ketawa di belakang kami. Elliot dan aku berbalik dan melihat Mom
berdiri di ambang pintu dapur. "Ada apa?" tanyanya. "Mom cuma
sedang memasak brussels sprouts !"
END
Bagi anda yang berminat dengan permainan
kartu online berbayar yang dapat dipercaya, silahkan klik link situs kami di
agen judi online dan daftar menjadi
member kami sekarang juga, maka anda akan mendapatkan fasilitas dan bonus.
Layanan kami ini di dukung dengan fasilitas chat yang selalu siap melayani dan
menemani anda selama 24 jam penuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar